Bandung, 3 Juli 2025 — Memasuki musim penghujan, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali mengalami peningkatan signifikan di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di kota Bandung. Dinas Kesehatan Kota Bandung mencatat lebih dari 780 kasus DBD sejak awal Juni 2025, meningkat 40% dibanding bulan sebelumnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr. Rini Wahyuni, mengatakan bahwa peningkatan ini dipicu oleh banyaknya genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti. “Kami menemukan banyak jentik nyamuk di lingkungan rumah warga. Ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan masih perlu ditingkatkan,” ujarnya saat konferensi pers, Selasa (2/7).
Dinas Kesehatan juga telah melakukan berbagai langkah pencegahan, seperti fogging di daerah rawan, penyuluhan ke sekolah-sekolah, serta pembagian abate secara gratis ke warga. Selain itu, mereka mengajak masyarakat untuk aktif melakukan gerakan 3M: Menguras, Menutup, dan Mengubur tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Salah satu warga, Ibu Sari (43), mengaku kini lebih waspada setelah anaknya dirawat karena DBD. “Awalnya demam tinggi selama tiga hari, saya kira flu biasa. Tapi setelah dibawa ke puskesmas, ternyata positif DBD. Untungnya cepat ditangani,” ungkapnya.
Pakar epidemiologi dari Universitas Padjadjaran, Dr. Eko Harjanto, menegaskan bahwa pencegahan lebih efektif dibanding pengobatan. “DBD bisa dicegah jika lingkungan bersih. Jangan remehkan satu ember air atau pot bunga yang tergenang, karena di sanalah nyamuk bertelur,” jelasnya.
Kementerian Kesehatan RI juga sudah mengeluarkan surat edaran untuk seluruh daerah agar meningkatkan kewaspadaan dini. Masyarakat diminta untuk tidak menunda pemeriksaan ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala seperti demam tinggi mendadak, nyeri otot, mual, atau bintik-bintik merah di kulit.
Dengan kerja sama antara masyarakat dan pemerintah, diharapkan kasus DBD bisa ditekan, dan korban jiwa dapat dihindari.
( ite)